KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji
syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya,
akhirnya penulisan tugas makalah yang berjudul ini dapat selesai tepat waktu
walaupun kenyataannya masih banyak kekurangan.
Kami sadar bahwa
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan, jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Adapun tugas makalah ini dapat kami selesaikan karena
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan
tugas makalah ini.
Semoga segala bantuan
yang diberikan kepada kami dalam menyusun laporan tugas makalah ini dapat
bermanfaat dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir
kata kami berharap agar laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Ilmu-ilmu social (social sciences)
dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan konteks
sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh
Mackenzie, Norman (91968:7) bahwa social sciences are all the academic
disclipines which deal with men in their social context. Jadi jadi, dengan
demikian tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan
manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu social.
Manusia adalah suatu dinamika.
Dinamika ini tidak pernah berhenti, melainkan tetap terus aktif. Dinamika
manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan denga dunia lingkungannya
(Drijarkara, 1969 : 44).
Dinamika manusia merupakan ungkapan
hakikat jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal-budi (homo sapies) dan
sebagai makhluk social. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya di permukaan bumi. Pengembangan akal budi manusia dengan relasi social
inilah yang menyebabkan keadaan kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan
dewasa ini.
Perkembangan dan pemanfaatan akal-budi
manusia, telah menghasilkan apa yang telah kita istilahkan sebagai, kemampuan
budaya dan kemampuan memanfaatkan pengetahuan kebudayaan manusia telah membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Pengungkapan budaya dalam
bentuk benda materi dan non-materi, telah menghidupkan kelompok manusia menjadi
kelompok social yang luas. Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudayaan,
telah lebih mengembangkan akal-budi manusia dalam mengungkapkan buah pikiran
dan perasaannya sehingga lebih memperlancar pemanfaatan segala sumber daya yang
ada di sekitarnya.bahasa menjadi dasar pendorong terungkapnya pikiran dan
perasaan manusia yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Cara berpikir yang dilakukan manusia
secara sistematis, telah menghasilkan ilmu pengetahuan. Sebaliknya perkembangan
ilmu pengetahuan telah pula mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir.
Kemajuan ilmu pengetahuan menjadi dasar perkembangan dan kemajuan teknonogi.
Mealui pemanfaatan ilmu pengetahuan da teknologi, manusia telah dapat
memanfaatkan sumber daya untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Manusia sebagai makhluk biologis,
dalam pertumbuhan hidupnya memerlukan kebutuhan jasmaniah. Kebutuhan yang tidak
dapat ditinggalkan sejak ia lahir, seperti makan, minum, perlindungan terhadap
cuaca yang buruk. Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan ini mengungkapkan bahwa
manusia adalah makhluk ekonomi.
Kelangsungan hidup manusia sebagai
makhluk social, tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya mengatur kebijaksanaan
dalam kelompok. Di sini kelihatan jelas bahwa manusia adalah makhluk berpolitik
yang mampu mengatur ketenteraman, kebijaksanaan dan kesejahteraan bersama dengan
kelompoknya masing-masing, mulai dari keluarga, warga desa, sampai ke tingkat
bangsa dan Negara.
Selanjutnya manusia sebagai makhluk
social, juga memiliki sikap, kemampuan, emosi dan potensi-potensi kejiwaan
lainnya, yang dapat berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia merupakan
makhluk berkembang dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu geografi ?
C. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu sejarah ?
D. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu ekomomi ?
E. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu politik ?
F. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu sosiologi ?
G. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu antropologi ?
H. Bagaimanakah kemampuan atau
keterampilan dalam ilmu psikologi social ?
- Mengetahui keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan sosial.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi.
- Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social.
Seorang pengarang menyatakan bahwa
warga negara yang dihasilakan oleh pendidikan IPS akan mempunyai sifat sebagai
warga negara yang reflektif, mampu atau terampil, dan peduli. (martorella,
peter. H., 1994:10). Reflektif berarti dapat berpikir kritis yang dapat membuat
keputusan-keputusan dan memecahkan masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang
dapat diperolehnya. Mampu atau terampil berarti mempunyai sejumlah keterampilan
untuk menolong seseorang didalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Sikap perduli berarti kemampuan untuk menyelidiki kehidupan sosoialnya dan
memperhatikan issu-issu yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tanggung
jawabnya sebagai anggota dari masyarakatnya. Dengan kata lain, pendidikan IPS
adalah mengenai masalah kepala, tangan, dan hati. Kepala berarti dapat berpikir
reflektif, tangan bearti kemampuan atau keterampilan, dan hati mencerminkan
sikap perduli terhadap kehidupan masyarakatnya.
Mengenai tujuan dalam aspek
keterampilan, Fraenkel, J.R. (1980:137;142;172) menyebutkan tiga kelompok keterampilan
yang perlu dilatihkan kepada siswa dalam pembelajaran IPS adalah:
a.
Keterampilan berfikir, misalnya: melakukan pengamatan,
membandingkan, menjelaskan, dan mempertentangkan, mengembangkan konsep,
membedkan, merumuskan definisi, menggambarkan, mengemukakan pendapat.
b.
Keterampilan akademik/studi, misalnya: membaca,
melihat/melakukan observasi, mendengarkan, merumuskan garis besar, membuat
catatan, menuliskan judul pada suatu karangan, membuat bagan urutan waktu, dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
c.
Keterampilan sosial, misalnya: merencanakan bekerja dengan
orang lain, mengambil bagian dalam proyek penelitian, mengambil bagian yang
produktif didalam diskusi, bertindak bertanggung jawab, dan bersedia membantu
orang lain.
Keterampilan yang berhubungan dengan
upaya untuk memperoleh informasi :
· Keterampilan membaca: pemahaman,
perbendaharaan bahasa, dan kecepatan membaca.
· Keterampilan studi : mendapatkan
informasi, menata informasi sehingga mudah digunakan.
· Keterampilan merujuk dan mencari informasi
: penggunaan perpustakaan, mencari rujukan khusus, menggunakan peta, globe,
grafik, dan menggunakan masyarakat sebagai sumber belajar.
· Keterampilan teknis dalam menggunakan
alat elektronik : menggunakan computer, telpon, televise, dan alat informasi
lainnya.
Keterampilan
yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penggunaan informasi :
·
Keterampilan intelektual : mengklasifikasikan informasi,
menafsirkan informasi, menganalisis informasi, dan mengevaluasi informasi.
·
Keterampilan pengambilan keputusan : mendapatkan informasi,
fakta yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, mengetahui adanya
nilai-nilai yang terlibat dalam situasi tersebut dan masalah-masalah yang
muncul.
Keterampilan
yang berhubungan dengan hubungan interpersonal (antar pribadi) dan partisipasi
sosial :
· Keterampilan personal : menyatakan
keyakinan pribadinya, mengkomunikasikan kepercayaan perasaan dan keyakinan
pribadinya, menyesuaikan perilaku dirinya dengan keadaan kelompok dan situasi,
mengakui bahwa perhubungan antar pribadi yang bersifat saling melengkapi
kebutuhan masing-masing.
· Keterampilan interaksi kelompok :
member sumbangan pada iklim kelompok yang baik/sehat, mengambil bagian dalam
menyusun peraturan dan pedoman untuk kehidupan kelompok, bertindak sebagai
pemimpin atau anggota kelompok, membantu pencapaian tujuan kelompok.
· Keterampilan partisipasi sosial dan
politik : selalu tanggap terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat, bekerja secara tepat, bekerja untuk mempengaruhi para
pemegang kebijakan dalam masyarakat.
Kenyataan
bahwa nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart perilaku, juga
berkaitan dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru untuk melakukan
pendidikan nilai yang melibatkan siswa didalam pengalaman yang dapat menolong
mereka tumbuh baik secara intelektual maupun emosional. Demikian juga dalam
proses pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari pengajaran IPS.
Apakah
anda sering melatih pengembangan keterampilan dasar IPS dalam diri anak? Dalam
pelajaran IPS seorang guru mungkin lebih mudah memberikan kegiatan belajar yang
menarik bagi anak dan mengaktofkan anak, tetapi kegiatan itu belum tentu
mengembangkan keterampilan dasar IPS.
Coba
anda renungkan kembali!
·
Apakah anak pernah diajak untuk berkomunikasi dengan anggota
masyarakat?
· Apakah anak dibekali keterampilan
meneliti gejala / peristiwa sosial dilingkungannya?
· Apakah berita Koran, majalah, TV, dan
berita dari mulut ke mulut merupakan bahan sajian yang dibahas anak?
·
Apakah anak dibekali keterampilan cara mencari lokasi/
tempat melalui media peta?
Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun anda agar memberi kesempatan
kepada anak untuk mengembangkan keterampilan dasar IPS dalam dirinya.
Keterampilan
dasar IPS :
Istilah keterampilan proses sudah lebih
dulu diperkenalkan dan dikenalkan para guru, akan tetapi sering istilah ini
diisyaratkan karena ada kata “proses” yang mempunyai banyak arti dalam
lingkungan . Kata proses mempunyai contoh seperti : Seorang anak yang diberikan
tugas wawancara kepada tukang becak, maka dalam hal ini, anak berproses untuk
membina komunikasi yang baik dengan orang lain. Anak mulai mengenal fakta dan
opini serta belajar mempertimbangkan sesuatu.
Beberapa keterampilan guru khususnya
guru geografi berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar topik atau bahasan
geografi.
Sesuai dengan hakikat dan ruang
lingkup bahasan geografi, maka pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam
kelas dan di luar kelas. Banyak metode pengajaran yang dapat dilakukan di dalam
kelas, seperti metode-metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, role
playing, sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran
yang dilakukan di luar kelas seperti metode tugas belajar dan metode karya
wisata. Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik. Tiap
metode mempunyai kelebihan atau kebaikan dan ada kekurangannya. Pada
pelaksanaannya, semua metode tadi diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai
dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional atau pembelajaran yang harus
dicapai. Di sinilah kemampuan atau keterampilan guru untuk meilih metode
pembelajaran mana yang paling tepat atau efektif.
Sumber beajar geografi dapat berupa
fenomena atau gejala-gejala yang ada di sekitar atau lingkungan (baik di
lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah,
surat kabar, dan mediaelektronika yang berhubungan dengan materi atau topik
bahasan geografi. Pada umumnya guru-guru hanya menggunakan buku sumber sebagai
sumber belajar, padahal buku sumber hanya salah satu dari sumber belajar yang
dapat dilakukan guru. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada
di sekitarnya, proses belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian
siswa dan tidak membosankan. Di sinilah diperlukan kemampuan atau keterampilan
guru agar supaya hasi belajar siswa dapat optimal.
Bagaimanapun kondisi dan situasinya,
penerapan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar, tidak dapat
dilepaskan dari penggunaan media pengajaran yang sesuai dengan teknik-teknik
mengajar serta tujuan instruksional yang ingin dicapai. Pengajaran geografi,
hakikatnya adalah pengajaran tentang gejala-gejala geografi yang tersebar di
permukaan bumi. Untuk member citra tentang penyebaran dan lokasi-lokasi
gejala-gejala tadi, anak didik (lebih-lebih SD) tidak mungkin hanya
mendengarkan ceramah, berdiskusi atau Tanya jawab saja, melainkan harus
mengamati secara langsung.
Gejala atau fenomena yang ada di
sekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala atau fenomena kehidupan
manusia, selain sebagai sumber belajar, dapat juga dijadikan media pembelajaran
geografi tidak dapat hanya di ceramahkan, didiskusikan atau hanya Tanya jawab
saja, melainkan harus ditunjukkan dan diragakan.
Menciptakan suasana belajar yang dapat
merangsang atau memotivasi kegiatan belajar aktif sehingga kegiatan belajar
siswa dalam proses belajar mengajar akan menghasilkan pencapaian belajar yang
penuh makna (meaningful learning). Di sini diperlukan kemampuan guru untuk
menciptakan suasana belajar yang tidak mencekam, tidak terlalu kaku dan juga
tidak terlalu bebas yang menimbulkan suasana belajar malah tidak terkendali
Sejarah atau ilmu sejarah dapat
diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang
menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan metode-metode
tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141). Sejarah berarti
cerita atau kisah, kajadian atau peristiwa dan studi atau ilmu pengetahuan
tantang cerita yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang
lalu (H. Ismaun, 1992:22).
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas
profesionalnya selain dapat menguasai disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu
merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi atau topic bahasan kepada
siswa-siswanya. Khususnya untuk mentransferkan materi atau topic bahasan
bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal diperlukan berbagai kemampuan atau keterampilan guru itu sendiri,
seperti memilih dan mementukan metode pembelajaran yang tepat atau efisien,
memilih sumber , memilih dan menggunakan media atau alat, pembelajaran,
meceritakan kondisi situasi, suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan
sebagainya. Tentunya keterampilan-ketelampilan yang perlu dimiliki guru antara
satu dengan yang lain harus saling menunjang atau mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan.
Untuk memilih metode pembelajaran mana
yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai segi antara lain: bahan atau
toppik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sarana
prasarana yang ada, bahkan kemampuan guru itu sendiri, dan sebagainya. Satu hal
yang mendapatkan perhatian guru yang mengajar sejarah adalah anak atau siswa
dapat terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Agar supaya
kegiatan belajar-mengajar dapat mengarah kepada cara penerapan CBSA, diperlukan
keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari hal-hal sebagai berikut
(1) Mengarah pada
jenis interaksi belajar-mengajar yang optimal
(2) Menuntu berbagai
jenis aktivitas peserta didik
(3) Stra tegi belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
(4) Menggunakan multi
metode
(5) Menggunakan media
yang bervariasi
(6) Mengarah kepada
multi sumber belajar
(7) Menutup perubahan
kebiasaan cara guru mengajar
Metode yang digunakan dalam
mengajarkan materi sejarah antara lain:
metode ceramah
bervariasi, Tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran dan sebagainya. Karena
sumber belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku literature, brosur,
dokumentasi), juga berupa peninggalan-peninggalan (prasasti, candi,
istana-istana, dan sebagainya) maka metode karya wisata sangat membantu
mempelajari sejarah. Hanya masalahnya dalam melaksanakan karyawisata harus
benar-benar dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Sebab kalau tidak,
tujuan pembelajaran tidak tercapai karena kegiatan semacam ini hanyalah piknik
belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan tempat-tempat peninggalan
sejarah atau benda-beda bersejarah yang ada di sekitar kita, baru berjarak
lebih jauh, jangan di balik, yang jauh yang dikunjungi, sedangkan yang ada di
sekitar kita anak atau siswa tidak mengetahuinya.
Albert L. Mayers, ia mengemukakan
bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
manusia.
Persoalan di dalam ilmu ekomonomi
ialah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan selalu menghadapi
ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan banyaknya barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain bahwa kebutuhan terhadap barang
barang dan jasa-jasa tidak terbatas sedangkan sumber-sumber, baik sumber alam
maupun sumber daya manusia terbatas.
Sebagai tujuan ilmu
ekonomi adalah
- Untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik hubungan yang bersifat kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional
- Untuk menguasai peristiwa-peristiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi yang kita hadapi
Sudah menjadi asumsi kita, bahwa
sumber daya alam di permukaan bumi tersebar tidak merata, bahkan di
wilayah-wilayah tertentu, sumber daya dapat dikatakan langka atau sama sekali
tidak ada. Melalui pranata-pranata yang diciptakan manusia dalam bentuk ilmu
pengetahuan dan teknologi, sumber daya dapat diusahakan dapat memenuhi
kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan kebutuhan ini berbentuk pertanian,
peternakan, peindustrian, perdagangan serta jasa-jasa lainnya.
Sebagai seorang guru ekonomi atau guru
yang mengajarkan ekonomi harus mengetahui dan menguasai konsep-konsep,
prinsip-prinsip, teori yang merupakan topic bahasannya.
Selain kita mengetahui dan memahami
tentang disiplin ilmu ekonomi, tentunya bagi seorang guru ekonomi atau guru
yang mengajar ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep-konsep.
Teori-teori yang merupakan topic bahasan ekonomi kepada anak didik atau
siswanya. Untuk dapat mencapai tujuan instruksional atau pembelajaran secara optimal
dibutuhkan beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru tersebut. Guru harus
mampu menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau mendorong siswa
utuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar
siswa akan lebih melekat dan tahan lama.
Dalam mempelajari konsep-konsep
ekonomi yang merupakan topic bahasannya selain bersumber dari buku-buku
literature yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsep-konseonya yang bias
dikembangkan dari gejala-gejala ekonomi yang ada di sekitar lokasi sekolah atau
di sekitar tempat tinggal siswa itu sendiri. Oleh karena itu, sumber
pembelajaran ekonomi juga dapat diambil dari kegiatan-kegiatan ekonomi
masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya, misalnya kegiatan pertanian,
perkebunan, kerajinan, perikanan, industry, pertukangan serta jasa-jasa
lainnya. Hal ini penting, karena kebiasaan guru dalam mengajar lebih terfokus kepada
konsep-konsepyang hanya bersumber dari buku-buku literature. Lebih-lebih bagi
anak usia sekolah dasar (SD), dengan mengambil sumber pembelajaran dari
kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan sekitarnya, pembelajaran lebih bersifat
konkret. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan atau keterampilan guru pengajar
ekonomi untuk memilih metode pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran
serta menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau mendorong siswa
belajar
Banyak orang atau pakar yang
mendefinisikan pengertian ilmu politik, misalnya saja Prof. Mr. Muh. Jamin. Ilmu
politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaiana jalannya
tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan Negara.
Adanya pranata politik dalam kehidupan
manusia, menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat mengatur kesejahteraannya,
mengatur ketenteraman dan keamanan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang
berolitik inilah yang membedakan diri manusia dengan makhluk lainnya, yang
dapat melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Manusia
memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok, mulai dari kelompok yang
terkecil (keluarga)sampai kepada kelompok yang besar (bangsa atau negara) dan
sampai pula kepada kelompok yang menembus batas-batas kebangsaan (antarbangsa)
Karena ruang lingkup, ilmu politik
sedemikian luas, yang menembus berbagai aspek kehidupan social manusia, dalam
rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan ilmu-ilmu lainnya,
seperti sosiologi, ilmu Negara, ilmu hokum administrasi Negara, psikologi dan
sebagainya.
Guru yang mengajarkan konsep-konsep
yang berhubungan dengan ilmu politik diharapkan dapat mentransfernya kepada
para siswanya. Untuk mentransfer konsep-konsep, prinsip-prinsip, tori-teori
yang berhubungan dengan topik behasan yang akan diajarkan, diperlukan
keterampilan-keterampilan tertentu.sama halnya dengan mengajarkan materi yang
termasuk pokok bahasan atau topic bahasan geografi, sejarah, ekonomi. Guru yang
mengajarkan pokok bahasan atau topic bahasan politik pun harus dapat memilih
metode pembelajaran yang tepat, sumber belajar, media atau alat bantu pelajaran
dan sebagainya. Namun karena objek studi, ruang lingkup bahasan serta tujuan
pembelajaran yang berbeda maka dalam pembelajaran seain bersumber dari
buku-buku literature yang digunakan, dapat juga dengan melihat system politik
yang berlaku. Lembaga-lembaga pemerintahan baik dari tingkat pusat sampai
tingkat yang paling rendah (pemerintah desa) dapat dijadikan sumber
pembelajaran. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga dapat dijadikan sumber
pembelajaran. Bagaimana keluarga dapat mengatur serta memelihara
kesejahteraannya, keamanan, ketenteraman semua anggota keluarga. Setiap anggota
keluarga mempunyai fungsi masing-masing dan sekaligus mempunyai hak serta
kewajibannya. Contohnya, Seorang Ayah berfungsi sebagai kepala keluarga.
Sedangkan kepala keluarga si Ayah mempunyai hak untuk dihormati oleh seluruh
anggota keluarga, ditaati nasihat-nasihatnya dan sebagainya. Selain ia memiliki
hak juga mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah dalam menjamin kesejahteraan
keluarga, dan sebagainya. Begitu juga seorang ibu, anak-anak mempunyai hak dan
kewajiban masinng-masing.
Jadi dalam pengajaran politik
diharapkan para siswa selain mengetahui juga menyadari hak dan kewajiban baik
sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga Negara. Selain itu juga siswa
harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan
aturan-aturan yang perlu ditaati dan dilaksanakan.
- Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sosiologi
Guru yang mengajar konsep-konsep atau
teori-teori sebagai pokok atau topic bahasan harus mengenal mengenai ilmu
sosiologi, objek studinya, ruang lingkup dan tujuan serta peran sosiologi.
Pengertian sosiologi dapat diartikan
sebagai berikut : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Kemudia
Brown, G. D. (1975:35) mengartikan sosiologi adalah interaksi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau masyarakat, dan masyarakat
dengan masyarakat.
Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang
hidup berkelopok-kelompok atau begolong-golongan yang dengan sendirinya satu
sama lain saling berhubungan dan salinng mempengaruhi. Keadaan saling
berhubungan dan golongan dengan golongan lain, atau antar perorangan dengan
suatu golongan dengan terlepas dan tidak berhubungan serta tidak pengaruh mempenngaruhi
satu sma lain, tidak dapatdipandang suatu masyarakat sebaiknya meskipun
jumlahnya tidak seberapa banyak tetapi satu sama lain saling berhubungan dan
saling mempengaruhi maka kellompok itu memenuhi syarat untuk disebut
masyarakat.
Sosiologi mempelajari masyarakat
secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum. Meskipun
demikian ada yang merupakan bahwa sosiologi menekankan studinya kepada empat
hal berikut:
(1) Bentuk masyarakat
(2) Hubungan
masyarakat
(3) Tenaga social
(4) Proses social
(Sudardja Adiwikarta, 1979/1980:4)
Sebagaimana ilmu-ilmu
lainnya, sosiologi mempunyai tujuan yaitu
1. Semakin berkembang dan semakin kayanya
ilmu itu sendiri sebagai ilmu dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau
teori-teori yang diperoleh dari hasil pemikiran, pengalaman dan penelitian.ini
adalah aspek teoretis dari sosiologi yang dapat dinamakan sosiologi teoretis
2. Semakin luas dan semakin tinggi taraf
ketepatan penerapanprinsipp dan teori-teori tersebut dalam kehidupan masyarakat
untuk membantu memecahkan masalah manfaat yang lebih besar dapat dinamakan
sosiologi terpakai (applied sociology)
Ketika guru akan mengajarkan
konsep-konsep atau teori-teori sosiologi yang berupa pokok atau topic bahasan
kepada siswa-siswanya maka guru tersebut harus memiliki
keterampilan-keterampilan mengajar. Selain itu guru juga harus memilih metode
pembelajaran yang tepat, sumber pembelajaran, media atau alat bantu
pembelajaran yang dipergunakan dan sebagainya.
Agar mampu atau terampil untuk
menciptakan suasana belajar-mengajar yang mendorong atau merangsang siswa ikut
terlibat di dalamnya. Sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep atau
teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosiologinya, dalam pembelajaran mengenal contoh
gejala yang ada di sekitar lingkunngan anak atau siswa. Hal ini sekali lagi
agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para
siswa kelas rendahan) , dan hasil belajar siswa akan lebih mantap dan tahan
lama.
Antropologi adalah suatu studi tentang
manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P. 1964:12).ke dalam pekerjaan
manusia termasuk segala hasil pemikiranya atau hasil akal-budinya (kebudayaan).
Menurt Prof. Koentjayaningrat,
kebudayaan terdiri dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh
tata-kelakuan, yang harus didapatnya degan belajar da semuanya tersusun ke
dalam kehidupan masyarakat. Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan itu tidak hanya
terbatas kepada bentuk kebendaan, seperti peralatan, bangunan, pakaian, senjata
dan lain-lain, melainkan meliputi pula hal-halyang tidak bersifat kebendaan.
Gagasan peraturan hukum ilmu pengetahuan, bahasan dan sebagainya, termasuk juga
hasil kelakuan manusia. Oleh Karena itu kebudayaan ada yang bersifat material
dan non-material.
Sebagai objek studi antropologi adalah
aspek budaya atau karya cipta manusia. Tetapi tidak semua karya cipta manusia
itu termasuk kebudayaan, misalnya orang yang sedang tidur, kemudian ia mengigau
dan dapat berbahasa Inggris dengan lancar padahal sebenarnya ia tidak dapat
berbahasa Inggris dengan lancer padahal sebenarnya ia tidak dapat Inggris, hal
tersebut merupakan kelakuan manusia, tetapi itu bukan kebudayaan.
Kebudayaan mempunyai
ciri-ciri tertentu, yaitu:
1. Kebudayaan hanya dimiliki manusia
2. Kebudayaan diperoleh dengan cara
belajar
3. Kebudayaan selalu berubah
4. Kebudayaan didukung oleh masyarakat
(memasyarakatkan)
5. Kebudayaan merupakan karya cipta
manusia dengan sadar
Semua masyarakat memiliki kebudayaan,
tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Tetapi kebudayaan antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya terhadap perbedaan.
Perbedaan kebudayaantersebut
disebabkanberbagai factor, antara lain factor lingkungan alam (fisis) maupun
karena perbedaan manusia (ilmu pengetahuan dan teknologi, kebiasaan, sifat
keterbukaan, dan sebagainya). Namun demikian terdapat unsur-unsur kebudayaan
yang bersifat universal (cultural universals). Unsur-unsur kebudayaan itu bias
dijumpai di semmua kebudayaan yang ada di dunia, unsure-unsur universal itu
meliputi :
1. System peralatan hidup atau system
teknologi
2. System kemasyarakatan
3. System mata pencaharian hidup
4. Bahasa
5. Kasenian
Sebagai seorang guru yang mengajarkan
konsep-konsep atau teori-teori antropologi harus mampu dan memiliki
keterampilan khususyang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan
instruksional atau pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal.
Untuk itu guru harus memiliki
keterampilan dalam memilih atau menentukanmetode mengajar yang tepat , media
yang diperlukan, serta kemampuan untuk mencari suber pembelajaran. Dan harus
selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang memdukung siswa aktif,
serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan atau dihayati oleh
para siswa
Psikologi social dapat dimasukkan ke
dalam ilmu-ilmu social (social sciences). Psikologi social adalah suatu studi tentanng
proses mental manusia sebagai makhluk social (Fairchild, H.P., 1964:290).
Objek studi social adalah tingkah laku
manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi
kemauan , minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk
pembentukan kepribadiannya. Sikap mental seseorang, reaksi emosional, kemauan
dan perhatiannya merupakan dorongan dan gejala kejiwaannya, tetapi semua itu
tidak hanya semata-mata merupakan ungkapan proses mentalnya, melainkan juga
dipengruhi oleh lingkungan alam, lingkungan social dan lingkungan budaya.
Motivasi seseorang untuk bertindak dipengaruhi oleh dorongan dan proses kejiwaannya.
Motif tersebut tidak saja karena adanya rangsangan dari lingkungan saja. Segala
gejala dan dan masalah yang digambarkan merupakan objek studi psikologi social.
Perhatian psikologi social lebih
terarah kepada tingkah lakunya yang merupakan perpaduan proses kejiwaan dengan
rangsangan dari lingkungan sebagai makhluk social. Atau dengan perkataan lain
tertuju kepada keseluruhan atau sebagian kepribadian individu yang merupakan
hasil kerja sama factor kejiwaan dengan factor lingkungannya.
Tiap bidang keahlian yang langsung
berhubungan dengan kehidupan masyarakat (pemerintah, kedokteran, pendidikan,
keagamaan,kesenian dan seterusnya) ataupun yang tidak begitu erat hubungannya
dengan masyarakat perlu dilengkapi oleh pengetahuan dan kemampuan psikologi social
ini. Dengan dimilikinya pengetauan ini seseorang akan lebih mengerti dasar dan
sebab-sebab seseorang bertindak, bertingkah laku dan bereaksi terhadap sesuatu
gejala yang berasal dari luar dirinya. Kita akan dapat memahami tingkah laku
seseorang di berbagai tempat pada berbagai suasana dan situasi.
Guru harus mengetahui gambaran tentang
ilmu psikologi sosisl yang perlu diketahui sebagai salah satu disiplin
ilmu-ilmu social untuk memperkaya pemahamanguru sebagai guru IPS, khususnya
guru IPS di Sekolah Dasar (SD). Gambaran tersebut membantu guru dalam
mengajarkan konsep-konsep, teori-teori psikologi social dalam kegiatan
belajar-mengajar atau membelajarkan IPS.
Pencapaian tujuan instruksional atau
pembelajaran banyak terkandung kepada kemampuan atau keterampilan guru untuk
memilih metode mengajar, keterampilan guru dalam memilih serta menggunakan
media atau alat pembelajaran, keterampilan dalam memilih sumber belajar
sehingga tercipta suasana belajar yang dapat merangsang atau mendorong siswa
untuk terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar atau proses pembelajaran.
Hal yang perlu diingat oleh seorang
guru bahwa pengajaran IPS di Sekolah Dasar diajarkan secara terpadu, seorang
guru tidak mengajarkan disiplin ilmu social secara sendiri-sendiri.
Pada hakikatnya manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh yang terdiri dari berbagai aspek, seperti aspek biologis
atau jasmaniah dan aspek rohaniah atau kejiwaan yang dalam kehidupannya tidak
terlepas dari interelasi dan interaksi dengan lingkungan alam atau fisis,
lingkungan social maupun lingkungan buday, sehingga berkembang disiplin ilmu pengetahuan,
seperti ilmu Geografi, Sosiologi, Antropologi, Sejarah, Politik, Ekonomi,
Psikologi Sosial dan sebagainya.
Kenyataan bahwa
nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart perilaku, juga berkaitan
dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru untuk melakukan pendidikan
nilai yang melibatkan siswa didalam pengalaman yang dapat menolong mereka
tumbuh baik secara intelektual maupun emosional. Demikian juga dalam proses
pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari pengajaran IPS.
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang
berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu social sangat (Social Sciences) sangat
diperlukan, karena sumber bahan pembelajaran IPS yang berupa konsep-konsep,
prinsip-prinsip, teori-teori (merupakan stuktur ilmu) ersumber dari ilmu-ilmu
social yang merupakan cirri atau karakter keterampilan dasar IPS.
Bagi seorang guru, termasuk guru IPS,
selain harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan baik berupa
konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu mentansfer atau
mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan instruksional atau
pembelajaran dapat dicapai dengan baik atau optimal, diperlukann kemampuan atau
keterampian guru untuk menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau
mendorong keterlibatan siswa (CBSA), oleh karena itu guru harus mampu dan
terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, menggunakan
media atau alat bantu pembelajaran.
terimakasih atas postingannya, sangat bermanfaat sekali untuk tugas kuliah saya.
BalasHapusnice info banget kak
BalasHapusIntergrated Industrial City