KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
REMAJA
1.Makna
Remaja
Fase remaja merupakan
segmen perkembangan yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya
organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi.
Konopka
(Pikunas, 1976) masa remaja meliputi ;
(a) remaja awal
:12-15 tahun,
(b) remaja
madya : 15-18 tahun, dan
(c) remaja
akhir : 19-22 tahun.
Salzman
:
masa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemadirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam
budaya Amerika, periode ini dipandang
sebagai masa “storm &stress”,
frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun
tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial
budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
2.Perkembangan
Kepribadian
Kepribadian merupakan
sistem yang dinamis dari sifat, sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat
konsistensi respon individu yang baragam. Fase remaja merupakan saat yang
paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian.Perubahan-perubahan
yang tampak pada masa ini ialah :
(a) pertumbuhan
fisik yang menyerupai orang dewasa;
(b) kematangan
seksual yang disetai dorongan-dorongan dan emosi baru;
(c) kesadaran
terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi standar/norma, tujuan dan ccita-cita;
(d) kebutuhan
akan persahabatanyang bersifat heteroseksual; dan
(e) munculnya
konflik sebagai dampak masa transisi masa anak dan masa dewasa.
Masa
remaja merupakan saat berkembangnya identity
(jati diri), yang merupakan isu sentral yang memberikan dasar bagi masa dewasa.Erickson : perkembangan identitas
berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi masa depan, peran-peran pada
masa dewasa,dan sistem keyakinan pribadi.
Perkembangan
identitas dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.Iklim
keluarga : interaksi sosial-emosional antara anggota keluarga, sikap dan perlakuan
orang tua terhadap anak.
2.Tokoh idola :
figur atau orang-orang memiliki posisi di masyarakat.
3.Peluang
pengembangan diri: kesempatan untuk melihat ke depan dan menguji dirinya dalam
setting (adegan) yang beragam.
Dalam
proses perkembangan indepedensi sebagai antisipasi mendekati masa dewasa yang
matang, remaja akan
(a)
berusaha untuk bersikap hati-hati dalam berprilaku, memahami kemampuan dan
kelemahan;
(b)
meneliti dan mengkaji makna, tujuan dan keputusan tentang manusia seperti apa yang
dia inginkan;
(c)
memperhatikan etika masyarakat, keinginan orang tua dan sikap teman-temannya
dan
(d)
mengembangkan sikap-sikap pribadi.
Upaya-upaya
dalam membantu remaja menemukan identitas diri :
1.Berilah
informasi tentang pilihan-pilihan karir dan peran-peran orang dewasa.
2.Membantu
remaja untuk menemukan sumber-sumber dalam memecahkan
masalah pribadinya.
3.Bersikap
toleran terhadap tingkah laku remaja yang
dipandang aneh, seperti
dalam berpakaian.
4.Memberi umpan
balik yang realisitk.
3.Problema
Remaja
Remaja sebagai individu sedanga berada dalam proses
berkembang atau menjadi (becoming), ke arah kematangan atau kemandirian
. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan bimbingan karena kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah hidupnya.
Dengan kata lain, proses perkembangan tidak selalu
berjalan dalam alur yang linier, lurus atau searah dengan potensi, harapan dan
nilai-nilai yang dianut karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor penghambat bisa bersifat internal dan
eksternal.
Faktor
penghambat yang bersifat eksternal adalah lingkungan. Iklim lingkungan yang
tidak kondusif cenderung memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan
remaja dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman,
stres dan depresi. Dalam kondisi seperti ini, benyak remaja yang meresponnya
dengan sikap dan perilaku yang kurang wajar dan bahkan amoral, seperti:
kriminakitas, minum minuman karas, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran dan
pergaulan bebas.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku menyimpang (DELINQUENCY)
remaja :
1.Kelalaian
orang tua dalam mendidik anak (memberikan bimbingan tentang nilai agama).
2.Perselisihan
atau konflik orang tua (anta anggota keluarga).
3.Perceraian
orang tua.
4.Penjualan
alat-alat kontrasepsi.
5.Hidup
menganggur.
6.Kurang dapat
memanfaatkan waktu.
7.Sikap
perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak.
8.Kehidupan
ekonomi keluarga yang morat-marit (fakir/miskin).
9.
diperjual-belikannya minuman kera dan bat-obatan terlarang.
10.Kehidupan
moralitas yang bobrok.
11.Beredarnya
film-film atau bacaan-bacaan porno.
12.Pergaulan
negatif (teman bergaul yang sikap dan perlakunya kurang
memperhatikan nilai-nilai moral.
Ø Perkembangan
identitas adalah sesuatu yang kompleks dan berlangsung sedikit demi sedikit.
Ø Erikson
: identity VS identity disffussion
adalah tahap kelima dalam perkembangan manusia, terjadi ketika individu
menginjak masa remaja. Pada tahap ini remaja memasuki keadaan moratorium
(penundaan) psikologis : antara sekuritas masa kanak-kanak dan tanggung jawab
masa dewasa.Eksperimen dengan berbagai peran dan kepribadian adalah aspek
penting dalam perkembangan idemtitas.
Ø Perkemangan
kepribadian dimulai dari masa kanak-kanak dan akan terus berlanjut sampai masa dewasa akhir.
Ø James Marcia :empat
status identitas : identity diffussion,
foreclosure. moratorium, dan achievement – yang didasari oleh ada tidaknya
krisis (eksplorasi) dan komitmen.
Ø Identity
diffussion
:
individu yang belum mengalami krisis dan belum membuat komitmen. Tidak saja
mereka belum memutuskan mengenai pilihan pekerjaan atau ideologis, tetapi
mereka juga tidak menunjukkan minat terhadap masalah tersebut.
Ø Identity
foreclosure : individu yang sudah membuat komitmen,
tetapi belum mengalami krisis.
Ø Identity
memoratorium : individu yang tengah berada pada masa
krisis, tetapi belum memiliki komitmen atau kalaupun ada masih sangat kabur.
Ø Identity
achievement : Individu yang sudah melalui krisis
dan sudah sampai pada sebuah komitmen.
Ø Orang
tua adalah figur yang penting dalam perkembangan identitas remaja. Orang tua
yang demokratis akan memfasilitasi perkembangan identitas, sedangkan orang tua
yang otoriter tidak. Individuality dan connectedness dalam hubungan keluarga
sama-sama berpengarug pada perkembangan identitas.Perilaku orang tua yang
mendorong (enabling) akan menumbuhkan perkembangan identitas, perilaku
yang mengekang (constraining) akan menghambat perkembangangnnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar